Senin, 02 Mei 2016

Hasbi Rabbi

Hasbi rabbi adalah suatu zikir penenang jiwa disaat kita sedang gundah, zikir ini mudah dihafal dan hanya empat baris saja.
berikut isi zikir nya :

Hasbi Rabbi Jallallah
(Cukuplah Tuhan bagi ku Allah Maha Agung)

Mafi Qalbi Ghairullah
(Tiada di dalam hati ku kecuali Allah)


Nur Muhammad Sallallah
(Cahaya Muhammad selamat atas NYA)

Haqqul Laillahhaillallah
(Benarlah tiada Tuhan selain Allah)

Bacalah zikir ini selalu dalam hati, selalulah mengingat Allah, InsyaAllah hati akan selalu tenang dan tentram...

berikut Video nya dapat di toton


Minggu, 03 April 2016

Bungong Jeumpa Aceh (Bunga Cempaka)




 
                                                 Sumber Video : GNP Musik

Bungong Jeumpa merupakan salah satu dari sekian banyak lagu aceh yang paling terkenal Ban Sigom Donya setelah Hikayat Prang Sabi, Bungong Jeumpa merupakan nama sebuah bunga yang tumbuh segar di Aceh yang aromanya sangat menyentuh. Bila diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti Bunga Cempaka.
Lagu Bungong Jeumpa sendiri merupakan lagu yang sangat khas dan sering kali dinyanyikan pada acara-acara pemerintahan hingga pada acara pesta. Bahkan banyak penyanyi yang berasal dari luar Aceh tertarik untuk menyanyikan lagu tersebut.


bungong jeumpa aceh
Bungong Jeumpa Aceh / Bunga Cempaka Aceh

Kebanggaan rakyat Aceh terhadap Bungong Jeumpa ditunjukkan melalui ragam hias. Di Aceh Rayeuk, perajin songket menggunakan bentuk Jeumpa yang telah mekar sebagai salah satu motif yang diterapkan dalam tenunan-tenunan songket. Selain pada songket, hiasan bunga itu juga menginspirasikan para Utoh (tukang bangunan rumah) dalam mengerjakan interiornya pada dinding-dinding rumah Aceh dengan cara mengukirnya/memahat.
Pada Instansi pemerintahan Aceh, bunga ini turut dilibatkan untuk dijadikan lambing atau simbol. Sepertinya di Darussalam Banda Aceh yang terkenal dengan kota pendidikan, pada gerbang masuk Darussalam terdapat oernamen berbentuk kuncup Jeumpa tiga tingkat yang akan mekar. Ornamen tersebut merupakan juga sebuah symbol atas keberadaan Darussalam sebagai pendidikan di Aceh. Di Darussalam ini juga terdapat dua Perguruan Tinggi Negri yaitu Universitas Islam Negri Ar-Raniri dan Universitas Shech Kuala, kedua nama universitas tersebut diambil dari dua tokoh Ulama Aceh pada masa Kesultanan dulu.
Nah, sekarang kita telah mengenal sedikit tentang Lagu kebanggaan rakyat Aceh tersebut. Sekarang kita akan membahas siapa sebenarnya yang menulis lagu tersebut. Beberapa ahli sejarah mengaitkan lagu Bungong Jeumpa dengan kerajaan Jeumpa Aceh. Berdasarkan ikhtisar Radja Jeumpa yang ditulis oleh Ibrahim Abduh yang disadurnya dari hikayat Radja Jeumpa. Kerajaan ini adalah sebuah kerajaan yang berkembang pada abad ke 7 Masehi. Kerajaan ini beradaan disekitar daerah perbukitan, mulai dari sisi sungai Peudada sampai Pantee Krueng Peusangan, lebih tepat nya sekarang terkenal dengan nama Kabupaten Jeumpa, Bireun. Dan istana kerajaan ini terletak didesa Blang Seupeung dan sekarang di sebut Cit CIbrek Pintoe Ubeuet.

Berikut lirik dari lagu Bungong Jeumpa
Bungong jeumpa-bungong jeumpa meugah di Achèh
Bungong teuleubèh-teuleubèh indah lagoë na………

Putéh kunèng…….. meujampu mirah…….
Keumang siulah-siulah ceudah lagoina…..

Lam sinar buleuën-lam sinar buleuën angèn peu ayôn……
Lurôh si oen-oen nyang mala-mala

Mangat that mubèë…… meunyo tatém côommmm
Leupah that harôm hai harom si bungong jeumpa

Rabu, 30 Maret 2016

Lumpoe dan Lumboi

     Lumpoe atau Mimpi adalah sebuah pengalaman alam bawah sadar yang melibatkan indra pendengaran, penglihatan, pikiran, perasaan dan indra lainnya.




     Mimpi juga menjadikan seseorang ketakutan yang luar biasa hingga terbawa kedunia nyata karena disebabkan oleh mimpi buruknya dan ingatannya sendiri yang tidak mudah ia lupakan walaupun itu tidak akan terjadi seperti yang ia lihat dalam alam bawah sadarnya.

     Mimpi juga membuat seseorang akan semangat bagi yang mempercainya, bahwa ia meliat dirinya dalam mimpi akan sukses dalam hal yang sedang dia jalani, namun sebenarnya apapun yang kita lakukan adalah harus kita awali dengan niat dan diteruskan dengan usaha baik itu fisik maupun pikiran dan meminta bantuan pada Allah Ta'ala.
mimpi juga tidak membuat kita lebih kaya tanpa kita bekerja dan berusaha.

     Sebuah generasi yang turun temurun menerjemahkan mimpi untuk berjudi dalam hal ini adalah judi buntut. Dalam bahasa Aceh (dari Lumpoe keu Lumboi ) yang artinya dari Mimpi ke Nomor. Orang yang membeli nomor tersebut sering menanyakan mimpi-mimpi apa saja pada kerabatnya. Dan apabila mereka menyebutkan sebuah nomor dan nomor inilah yang akan dibeli oleh sipenjudi..

   Kita sebagai generasi muda harus menghentikan kegiatan-kegiatan tersebut, karena selain melanggar Syariat Islam juga akan merusak masa depan kita, dan menguras harta kekayaan kita..


 

Selayang Pandang Manuskrip Aceh

Bismillahirrahmannirrahim
Assalamuua'laikum Waramatullah Warabakatu..

Naskah Kuno (Manuskrip), dalam bahasa Inggris (Manuscript) dan bahasa Belanda (handskript) adalah suatu penulisan kata-kata dan peninggalan sejarah masa yang telah lewat, baik itu lima puluh (50) tahun atau bahkan berabad-abad yang lalu. Suatu bangsa yang berdaulat selalu memiliki naskah-naskah yang sangat penting, baik yang membahas tentang tata negara, agama, pendidikan, syair dan naskah-naskah yang membahas tentang lainnya.

Manuskrip juga disebut dalam bahasa Aceh dengan Kitab Tuleh Jaroe atau Tulisan Pureeh Jok.

Kata Naskah berasal dari bahasa Arab yaitu Nuskhatum yang berarti sebuah potongan kertas.

Aceh adalah sebuah wilayah yang teletak di penghujung pulau Sumatera dan orang Arab menyebutnya dengan kata Sumuthrah. Di Aceh ini telah berdiri tiga Kerajaan Islam dan salah satunya yang tertua adalah Kerajaan Islam Samudra Pasai dan kemudian Kerajaan Islam Lamuri dan yang terakhir adalah Kerajaan Aceh Darusalam.

Khususnya pada Aceh Darussalam banyak sekali terdapat manuskrip-manuskrip yang membahas tentang beberapa hal yaitu Ushul Fiqh, Tasauf, Jihad Fi Sabillillah, Pendidikan, Politik, Ekonomi (Jual-Beli) dan Hukum hingga tentang medik (kesehatan).

Sebagian dari naskah-naskah tersebut telah disimpan di lembaga-lembaga pemerintah seperti museum negri Aceh yang menyimpan  sekitar 1800-an naskah dan PDIA, Museum Ali Hasyimi, dan pada Arsip Pemerintah Aceh dan koleksi pribadi seperti LuengPutu Manuskrip dan Rumoeh Manuskrip.

Demikian sekilas tentang maksud dari Naskah dan semoga kita menjadi pelopor untuk menyelamatkan naskah-naskah di negri kita masing-masing.


Wassalam..

Akbar Ra Ubabdar

anggota MAPESA (Masyarakat Peduli Sejarah Aceh).